Kisah Misteri – Kisah kali ini berawal dari mimpi buruk yang saya alami.
Malam itu saya di rumah hanya berdua dengan Nilam(adik saya)
karena bapak, bunda dan mas panji sedang mengunjungi
keluarga kami yang berada di Banyuwangi.
Entah kenapa malam itu udara begitu panas, padahal
di luar sedang hujan deras sekali.
Setelah membereskan meja makan dan mengunci pintu serta jendela
saya bergegas menuju ruang tengah, saya perhatikan Nilam
tengah mengerjakan pekerjaan rumahnya, karena tidak mau
mengganggu adik, saya memutuskan masuk ke dalam kamar.
Suasana malam itu begitu hening dan sunyi, sementara di luar hujan
masih saja turun dengan derasnya, seolah-olah langit begitu murka
kilatan-kilatan dan suara gledek menambah seram suasana malam itu.
Saya mencoba tidur, tapi tetap saja mata ini tidak mau di ajak kompromi
malah saya rasakan udara di kamar begitu pengap dan panas
karena kegerahan saya memutuskan mengambil air es ke dapur
saya liat Nilam sudah tidak ada di ruang tengah
mungkin dia sudah beralih ke kamarnya.
Saya hanya duduk di ruang tengah, enggan sekali masuk kamar.
Lalu tiba-tiba saya di kagetkan dengan suara “braak”
sepertinya ada benda jatuh di atap rumah kami.
Saya tersentak sejenak, tapi saya langsung berfikir kalau suara
itu berasal dari buah mangga yang jatuh menimpa atap.
Saya tetap cuek, selang beberapa saat entah kenapa perasaan ini
begitu gelisah, berkali -kali saya berisqtifar,namun tetap saja gelisah yang saya rasakan.
Lantas saya memutuskan masuk kamar lagi, sebelum masuk ke kamar
saya sempatkan melihat adik, ternyata dia sudah tertidur dengan lelapnya.
Setelah menyelimuti adik saya langsung kembali masuk ke kamar saya sendiri.
Entah sudah jam berapa, namun tetap saja mata ini enggan
di ajak tidur, saya hanya membalikan badan ke kanan dan ke kiri
berharap rasa kantuk datang. Akhirnya saya tertidur dan bermimpi
saya masih ingat betul tentang mimpi saya.
Tiba-tiba ada sosok tinggi besar dengan mata merah menyala
rambutnya gimbal, taringnya begitu panjang,
masuk ke kamar dan langsung mencekik leher saya.
Saya meronta-ronta tapi tetap saja sosok itu tidak mau melepaskan
cekikannya, sementara saya juga melihat makhluk kerdil, rupanya begitu menjijikan
matanya melotot, mulutnya lebar dan terus menerus
mengeluarkan lendir yang baunya sangat busuk sekali, giginya
yang runcing itu di gunakan mencabik-cabik kaki saya, sementara
di samping saya berdiri sosok nenek-nenek dengan rambut putih
panjang tergerai, matanya berwarna putih semua serta kuku yang
runcing, sosok nenek itu menancap-nancapkan kukunya di perut saya.
Begitu luar biasanya sakit yang saya rasakan saat itu,
ingin rasanya saya berteriak meminta tolong, namun apa daya
sosok tinggi besar itu terus mencengkrama leher saya, sementara
dalam mimpi yang seperti nyata itu, antara sadar atau tidak saya
melihat darah mengalir dari perut dan kaki saya.
Lantas nenek-nenek itu menusukkan kukunya yang runcing tepat
di mata sebelah kanan saya, bebarengan dengan itu saya terbangun
dari tidur, bajuku basah kuyup oleh keringat, berkali-kali
saya beristighfar dan langsung mengambil botol air yang berada
di samping ranjang, saya teguk air itu sampai habis.
Saya masih bergidik ngeri dengan mimpi yang saya alami barusan
bahkan rasa sakitnya masih bisa aku rasakan.
Untuk beberapa saat saya hanya duduk termenung di ranjang memikirkan
mimpi yang seperti nyata itu, sampai saya dengar adzhan subuh di kumandankan.
Saya bergegas beranjak dari tempat tidur
dan membangunkan adik, guna melaksanakan shalat subuh.
Pagi itu di meja makan saya menceritakan prihal mimpi
yang saya alami semalam pada adik, namun nilam hanya menanggapi
kalau itu semua bunga tidur, malah menegur saya, katanya saya lupa berdo’a.
Setelah selesai sarapan nilam pamit ke sekolah, sementara saya
langsung membuka toko, selang beberapa saat saya merasakan panas
di sekujur tubuh bahkan kaki terasa nyeri sekali, bingung itu yang
saya rasakan, karena tiba-tiba saya sakit,
dengan di bantu mas Aji (kakasepupu saya) saya bergegas
ke puskesmas memeriksakan diri, karena panas dan nyeri ditubuh
begitu menjadi-jadi, namun anehnya dokter di puskesmas tidak dapat
menyimpulkan gejala sakit yang saya derita itu, bahkan dokter menyarankan
supaya saya di bawa ke rumah sakit, waktu itu seminggu lamanya
saya di rawat, namum dokter pun masih kebingungan, karena tidak
ada perubahan budhe dan mas aji membawa saya pulang, sementara sakit
yang saya alami makin menjadi-jadi, bahkan kaki saya sudah lumpuh total,
mata sebelah kanan saya memerah dan terus menerus mengeluarkam air,
setiap hari saya merasa kembung di perut, bahkan terkadang saya
hanya menjerit-jerit karena sakit yang luar biasa
pada bagian mata dan perut, minggu berubah ke bulan sakit yang
saya alami tak kunjung sembuh, bahkan penglihatanku di mata sebelah kanan
sudah mengabur, mataku terus menerus mengeluarkan air dan dari
hari ke hari air itu berbau amis, di malam-malam tertentu,
seperti malam jum’at legi atau selasa kliwon ku rasakan
sakitku semakin menjadi-jadi, terkadang saya rasakan ada sesuatu
bergerak-gerak di dalam tubuhku mencengkrama jantung dan hatiku
bahkan pernah suatu malam saya memuntahkan darah yang begitu banyak
enam bulan lamanya saya menderita sakit dan hanya terbaring lemah
di ranjang, seperti banyi, saya sudah lumpuh, bahkan kulit
punggung saya sedikit demi sedikit mengelupas
karena saya hanya berbaring saja.
Namun ALLAH maha besar, do’a keluarga besarku di kabulkan, melalui
seorang hamba ALLAH pertolongan itu datang, kini saya sudah sembuh
dari penyakit aneh itu, tubuh saya kembali sehat.
Dan dewasa ini baru saya tau, kalau segala penderitaan dan kesakitan
yang saya alami adalah ulah salah satu tetangga kami, yang merasa
tidak senang karena di kalahkan bapak dalam pemilian
sekertaris desa (carik) di kampung kami.
Bagikan ke Facebook